NAMA : Sherley Ajeng Pratiwi
NIM : 1510051
MATA KULIAH : IDK
1
PRODI/KELAS : S1
TINGKAT 1
FASILITATOR : Nisha
Dharmayanti R., S.Kep., Ns., M. Si.
Resume Pemenuhan Kebutuhan
Eliminasi Sesuai Kebutuhan Tumbang
1.
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM
URINARIA
Pengertian
Sistem
perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan
lagi oleh tubuh larut dlam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Susunan Sistem Perkemihan
Sistem
perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, b) dua
ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), c)
satu vesika urinaria (VU), tempat urin dikumpulkan, dan d) satu urethra, urin
dikeluarkan dari vesika urinaria.
1.
GINJAL
(REN)
Ginjal terletak pada
dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra
thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal seperti biji
kacang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus
hepatis dexter yang besar.
A.
Fungsi
ginjal
a. memegang
peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun,
b. mempertahankan
suasana keseimbangan cairan
c. mempertahankan
keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan
d. mengeluarkan
sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak.
B.
Struktur
Ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh
selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex renalis di bagian
luar, yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang
berwarna cokelat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk
kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks
yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.
Hilum
adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh
darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus.. Pelvis renalis berbentuk corong yang
menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices
renalis majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga calices
renalis minors.
Struktur halus ginjal terdiri dari
banyak nefron yang merupakan unit fungsional ginjal. Diperkirakan ada 1 juta
nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari : Glomerulus, tubulus proximal,
ansa henle, tubulus distal dan tubulus urinarius.
C.
Proses
Pembentukan Urine
Tahap pembentukan urin
:
1. Proses
Filtrasi ,di glomerulus
terjadi penyerapan
darah, yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang
tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang terdiri dari glukosa, air, sodium,
klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus ginjal. cairan yang di
saring disebut filtrate gromerulus.
2. Proses
Reabsorbsi
Pada proses ini terjadi
penyerapan kembali sebagian besar dari glikosa, sodium, klorida, fospat dan
beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif (obligator reabsorbsi)
di tubulus proximal. sedangkan pada tubulus distal terjadi kembali penyerapan
sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan tubuh. Penyerapan terjadi secara
aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.
3. Proses
sekresi.
Sisa dari penyerapan
kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke papilla renalis selanjutnya
diteruskan ke luar.
D.
Perdarahan
Ginjal mendapatkan
darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria renalis, arteri
ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri renalis bercabang menjadi arteria
interlobularis kemudian menjadi arteri akuarta. Arteri interlobularis yang
berada di tepi ginjal bercabang menjadi arteriolae aferen glomerulus yang masuk
ke gromerulus. Kapiler darah yang meninggalkan gromerulus disebut arteriolae
eferen gromerulus yang kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena cava
inferior.
E.
Persarafan
Ginjal
Ginjal mendapatkan
persarafan dari fleksus renalis(vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk mengatur
jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh
darah yang masuk ke ginjal.
2.
URETER
Terdiri dari 2 saluran pipa
masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika urinaria. Panjangnya ± 25-30 cm,
dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen dan
sebagian lagi terletak pada rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
·
Dinding luar jaringan ikat (jaringan
fibrosa)
·
Lapisan tengah lapisan otot polos
·
Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan
dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic yang mendorong urin
masuk ke dalam kandung kemih.
3.
VESICA
URINARIA (KANDUNG KEMIH)
Vesika urinaria bekerja
sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti buah pir (kendi). letaknya
d belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika urinaria dapat
mengembang dan mengempis seperti balon karet.
Dinding kandung kemih
terdiri dari:
·
Lapisan sebelah luar (peritoneum).
·
Tunika muskularis (lapisan berotot).
·
Tunika submukosa.
·
Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).
4.
URETHRA
Merupakan saluran
sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang berfungsi menyalurkan air
kemih ke luar.
Pada laki-laki
panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari:
·
Urethra pars Prostatica
·
Urethra pars membranosa ( terdapat
spinchter urethra externa)
·
Urethra pars spongiosa.
Urethra pada wanita
panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis). Sphincter urethra
terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan urethra disini
hanya sebagai saluran ekskresi.
Dinding urethra terdiri
dari 3 lapisan:
·
Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan
otot polos dari Vesika urinaria. Mengandung jaringan elastis dan otot polos.
Sphincter urethra menjaga agar urethra tetap tertutup.
·
Lapisan submukosa, lapisan longgar
mengandung pembuluh darah dan saraf.
·
Lapisan mukosa.
Urin (Air Kemih)
Sifat
fisis air kemih, terdiri dari:
1. Jumlah
ekskresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari pemasukan (intake) cairan dan
faktor lainnya.
2. Warna,
bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
3. Warna,
kuning tergantung dari kepekatan, diet obat-obatan dan sebagainya.
4. Bau,
bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak.
5. Berat
jenis 1,015-1,020.
6. Reaksi
asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung dari pada diet (sayur
menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).
Komposisi Air Kemih
Komposisi
air kemih, terdiri dari:
1. Air
kemih terdiri dari kira-kira 95% air.
2. Zat-zat
sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea, amoniak dan kreatinin.
3. Elektrolit,
natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fospat dan sulfat.
4. Pagmen
(bilirubin dan urobilin).
5. Toksin.
6. Hormon.
Mikturisi
Mikturisi
ialah proses pengosongan kandung kemih setelah terisi dengan urin. Mikturisi
melibatkan 2 tahap utama, yaitu:
1. Kandung kemih terisi secara
progresif hingga tegangan pada dindingnya meningkat melampaui nilai ambang
batas (Hal ini terjadi bila telah tertimbun 170-230 ml urin), keadaan ini akan
mencetuskan tahap ke 2.
2. Adanya refleks saraf (disebut
refleks mikturisi) yang akan mengosongkan kandung kemih. Pusat
saraf miksi berada pada otak dan spinal cord (tulang belakang) Sebagian besar
pengosongan di luar kendali tetapi pengontrolan dapat di pelajari “latih”.
Sistem saraf simpatis : impuls menghambat Vesika Urinaria dan gerak spinchter
interna, sehingga otot detrusor relax dan spinchter interna konstriksi. Sistem
saraf parasimpatis: impuls menyebabkan otot detrusor berkontriksi, sebaliknya
spinchter relaksasi terjadi MIKTURISI (normal: tidak nyeri).
Ciri-Ciri
Urin Normal :
1. Rata-rata
dalam satu hari 1-2 liter, tapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan yang
masuk.
2. Warnanya
bening oranye tanpa ada endapan.
3. Baunya
tajam.
4. Reaksinya
sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.
2. ANATOMI FISIOLOGI SISTEM
INTEGUMEN (KULIT)
A.
Pengertian Sistem Integumen
Sistem integumen adalah sistem
organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan
terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem
organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar
keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa
Latin "integumentum", yang berarti "penutup".
Sistem Integumen pada manusia terdiri dari kulit, kuku,
rambut, kelenjar keringat, kelenjar minyak dan kelenjar susu. Sistem integumen
mampu memperbaiki sendiri apbila terjadi kerusakan yang tidak terlalu
parah (self-repairing) & mekanisme pertahanan tubuh
pertama (pembatas antara lingkungan luar tubuh dengan dalam tubuh).
B.
Anatomi dan Fisiologi Sistem Integumen
a.
Anatomi Sistem Integumen
Lapisan Kulit dan Bagian-bagian Pelengkapnya
Kulit terbagi menjadi 3 lapisan:
1.
Epidermis
Epidermis merupakan bagian kulit
paling luar. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang
paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak tangan dan telapak
kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata,
pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Epidermis
melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat
makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding-dinding
kapiler dermis ke dalam epidermis.
Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu
:
a. Lapisan tanduk (stratum
corneum)
Merupakan lapisan epidermis yang
paling atas, dan menutupi semua lapisan epidermis lebih ke dalam. Lapisan
tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti, tidak mengalami
proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air.
Pada telapak tangan dan telapak kaki
jumlah baris keratinosit jauh lebih banyak, karena di bagian
ini lapisan tanduk jauh lebih tebal.
Lapisan
tanduk ini sebagian besar terdiri atas keratin yaitu sejenis protein yang tidak
larut dalam air dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia. Lapisan ini
dikenal dengan lapisan horny, terdiri dari milyaran sel pipih yang
mudah terlepas dan digantikan oleh sel yang baru setiap 4 minggu, karena usia
setiap sel biasanya hanya 28 hari. Pada saat terlepas, kondisi kulit akan
terasa sedikit kasar sampai muncul lapisan baru.
Proses
pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung sepanjang hidup, menjadikan kulit
ari memiliki self repairing capacity atau kemampuan
memperbaiki diri. Bertambahnya usia dapat menyebabkan proses keratinisasi
berjalan lebih lambat. Ketika usia mencapai sekitar 60 tahunan, proses
keratinisasi, membutuhkan waktu sekitar 45 - 50 hari, akibatnya lapisan tanduk
yang sudah menjadi lebih kasar, lebih kering, lebih tebal, timbul bercak-bercak
putih karena melanosit lambat bekerja dan penyebaran melanin tidak
lagi merata serta tidak lagi cepat digantikan oleh lapisan tanduk baru. Daya
elastisitas kulit pada lapisan ini sangat kecil, dan lapisan ini sangat efektif
untuk mencegah terjadinya penguapan air dari lapis lapis kulit lebih dalam
sehingga mampu memelihara tonus dan turgor kulit, tetapi lapisan tanduk
memiliki daya serap air yang cukup besar.
b. Lapisan bening (stratum
lucidum)
Disebut juga lapisan
barrier, terletak tepat di bawah lapisan tanduk, dan dianggap sebagai
penyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari
protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen
sehingga dapat dilewati sinar (tembus cahaya). Lapisan ini sangat tampak jelas
pada telapak tangan dan telapak kaki. Proses keratinisasi bermula dari lapisan
bening.
c. Lapisan berbutir
(stratum granulosum)
Tersusun oleh sel-sel keratinosit
berbentuk kumparan yang mengandung butir-butir di dalam protoplasmanya,
berbutir kasar dan berinti mengkerut. Lapisan ini tampak paling jelas pada
kulit telapak tangan dan telapak kaki.
d. Lapisan bertaju (stratum
spinosum)
Disebut juga lapisan malphigi, terdiri
atas sel-sel yang saling berhubungan dengan perantaraan jembatan-jembatan
protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling berlepasan, maka
seakan-akan selnya bertaju. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang
terdiri atas serabut protein. Sel-sel pada lapisan taju normal, tersusun
menjadi beberapa baris.
Bentuk sel
berkisar antara bulat ke bersudut banyak (polygonal), dan makin ke arah
permukaan kulit makin besar ukurannya. Diantara sel-sel taju terdapat celah
antar sel halus yang berguna untuk peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan
pengantaran butir-butir melanin. Sel-sel di bagian lapis taju yang lebih dalam,
banyak yang berada dalam salah satu tahap mitosis. Kesatuan-kesatuan lapisan
taju mempunyai susunan kimiawi yang khas; inti-inti sel dalam bagian basal
lapis taju mengandung kolesterol dan asam amino.
e. Lapisan benih (stratum
germinativum atau stratum basale)
Merupakan lapisan terbawah
epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder) dengan kedudukan tegak
lurus terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini bergerigi dan bersatu
dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur halus yang
membatasi epidermis dengan dermis. Pengaruh lamina basalis cukup besar terhadap
pengaturan metabolisme demo-epidermal dan fungsi-fungsi vital kulit. Di dalam
lapisan ini sel-sel epidermisbertambah banyak melalui mitosis dan sel-sel tadi
bergeser ke lapisan-lapisan lebih atas, akhirnya menjadi sel tanduk. Di dalam
lapisan benih terdapat pula sel-sel bening (clear cells, melanoblas atau melanosit)
pembuat pigmen melanin kulit.
Tipe-Tipe Sel Epidermis
1. Keratinocytes
Subtansi
terbanyak dari sel-sel epidermis, karena keratinocytes selalu mengelupas pada
permukaaan epidermis, maka harus selalu digunakan. Pergantian dilakukan oleh
aktivitas mitosis dari lapisan basal (di malam hari). Selama perjalanannya ke
luar (menuju permukaan. Keratinocyes berdeferensiasi menjadi keratin filamen
dalam sitoplasma. Proses dari basal sampai korneum selama 20-30 hari. Karena proses
cytomorhose dari keratinocytes yang bergerak dari basal ke korneum, lima
lapisan dapat diidentifikasi. Yaitu basal, spimosum, granulosum, losidum dan
kornium.
2. Melanocytes
Didapat dari
ujung saraf, memproduksi pigment melanin yang memberikan warna coklat pada
kulit. Bentuknya silindris, bulat dan panjang. Mengandung tirosinase yang
dihasilkan oleh REG, kemudian tirosinase tersebut diolah oleh Aparatus Golgi
menjadi oval granules (melanosomes). Ketika asam amino tirosin berpindah ke
dalam melanosomes, melanosomes berubah menjadi melanin. Enzim tirosinase yang
diaktifkan oleh sinar ultra violet.. Kemudian melanin meninggalkan badan
melanicytes dan menuju ke sitoplasma dari sel-sel dalam lapisan stratum
spinosum. Dan pada akhirnya pigmen melanin didegradasi oleh keratinocytes.
3. Merkel Cells
Banyak terdapat
pada daerah kulit yang sedikit rambut (fingertips, oral mucosa, daerah dasar
folikel rambut). Menyebar di lapisan stratum basal yang banyak mengandung
keratinocytes.
4. Langerhans
Cells
Disebut juga
dendritic cells karena sering bekerja di daerah lapisan stratum spinosum.
Merupakan sel yang mengandung antibodi. Banyaknya 2% – 4 % dari keseluruhan sel
epidermis. Selain itu, juga banyak terdapat di bagian dermis pada lubang mulut,
esophagus, dan vagina. Fungsi dari langerhans cells adalah untuk responisasi
terhadap imun karena mempunyai antibodi.
2.
DERMIS ( Korium)
Kulit
jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat
keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit (Sebacea)
atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot
penegak rambut (muskulus arektor pili).
Sel-sel
umbi rambut yang berada di dasar kandung rambut, terus-menerus membelah dalam
membentuk batang rambut. Kelenjar palit yang menempel di saluran kandung
rambut, menghasilkan minyak yang mencapai permukaan kulit melalui muara kandung
rambut. Kulit jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit jangat
membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata kulit jangat diperkirakan antara
1 - 2 mm dan yang paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal
terdapat di telapak tangan dan telapak kaki. Susunan dasar kulit jangat
dibentuk oleh serat-serat, matriks interfibrilar yang
menyerupai selai dan sel-sel.
Keberadaan
ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat, memungkinkan membedakan berbagai
rangsangan dari luar. Masing-masing saraf perasa memiliki fungsi tertentu,
seperti saraf dengan fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan, panas,
dan dingin. Saraf perasa juga memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal
yang dapat merugikan diri kita. Jika kita mendadak menjadi sangat takut atau
sangat tegang, otot penegak rambut yang menempel di kandung rambut, akan
mengerut dan menjadikan bulu roma atau bulu kuduk berdiri. Kelenjar palit yan
menempel di kandung rambut memproduksi minyak untuk melumasi permukaan kulit
dan batang rambut. Sekresi minyaknya dikeluarkan melalui muara kandung rambut.
Kelenjar keringat menghasilkan cairan keringat yang dikeluarkan ke permukaan kulit
melalui pori-pori kulit.
Pada
dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-serat elastis yang dapat membuat
kulit berkerut akan kembali ke bentuk semula dan serat protein ini yang disebut
kolagen. Serat-serat kolagen ini disebut juga jaringan penunjang, karena
fungsinya dalam membentuk jaringan-jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan
kelenturan kulit.
Berkurangnya
protein akan menyebabkan kulit menjadi kurang elastis dan mudah mengendur
hingga timbul kerutan. Faktor lain yang menyebabkan kulit berkerut yaitu faktor
usia atau kekurangan gizi. Perlu diperhatikan bahwa luka yang terjadi di kulit
jangat dapat menimbulkan cacat permanen, hal ini disebabkan kulit jangat tidak
memiliki kemampuan memperbaiki diri sendiri seperti yang dimiliki kulit ari.
Di dalam lapisan kulit jangat terdapat dua macam kelenjar
yaitu :
a. Kelenjar keringat (Sudorifera)
Kelenjar
keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan duet yaitu
saluran semacam pipa yang bermuara pada permukaan kulit membentuk pori-pori keringat.
Semua bagian tubuh dilengkapi dengan kelenjar keringat dan lebih banyak
terdapat dipermukaan telapak tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak.
Kelenjar keringat mengatur suhu badan dan membantu membuang sisa-sisa
pencernaan dari tubuh. Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas, latihan
jasmani, emosi dan obat-obat tertentu.
Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu :
1) Kelenjar keringat
ekrin
Kelenjar
keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu keringat yang mengandung 95-97
persen air dan mengandung beberapa mineral, seperti garam, sodium klorida,
granula minyak, glusida dan sampingan dari metabolism seluler. Kelenjar
keringat ini terdapat di seluruh kulit, mulai dari telapak tangan dan telapak
kaki sampai ke kulit kepala. Jumlahnya di seluruh badan sekitar dua juta dan
menghasilkan 14 liter keringat dalam waktu 24 jam pada orang dewasa.
Bentuk kelenjar keringat ekrin langsing,
bergulung-gulung dan salurannya bermuara langsung pada permukaan kulit yang
tidak ada rambutnya.
2) Kelenjar
keringat apokrin
Hanya
terdapat di daerah ketiak, puting susu, pusar, daerah kelamin dan daerah
sekitar dubur (anogenital) menghasilkan cairan yang agak kental,
berwarna keputih-putihan serta berbau khas pada setiap orang. Sel
kelenjar ini mudah rusak dan sifatnya alkali sehingga dapat menimbulkan bau.
Muaranya berdekatan dengan muara kelenjar sebasea pada saluran folikel rambut.
Kelenjar keringat apokrin jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya sedikit
cairan yang disekresikan dari kelenjar ini. Kelenjar apokrin mulai aktif
setelah usia akil baligh dan aktivitas kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon.
b. Kelenjar palit (Sebacea)
Kelenjar
palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan dengan kandung rambut
terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang bermuara ke dalam kandung rambut (folikel). Folikel rambut
mengeluarkan lemak yang meminyaki kulit dan menjaga kelunakan rambut. Kelenjar
palit membentuk sebum atau urap kulit. Terkecuali pada telapak tangan dan
telapak kaki, kelenjar palit terdapat di semua bagian tubuh terutama pada
bagian muka.
Pada
umumnya, satu batang rambut hanya mempunyai satu kelenjar palit atau
kelenjar sebasea yang bermuara pada saluran folikel rambut.
Pada kulit kepala, kelenjarpalit atau
kelenjar sebasea menghasilkan minyak untuk melumasi rambut dan kulit
kepala. Pada kebotakan orang dewasa, ditemukan bahwa
kelenjar palit atau kelenjar sebaseamembesar
sedangkan folikel rambut mengecil. Pada kulit badan termasuk pada
bagian wajah, jika produksi minyak dari kelenjar palit atau
kelenjar sebasea berlebihan, maka kulit akan lebih berminyak sehingga
memudahkan timbulnya jerawat.
3.
HIPODERMIS / SUBCUTIS.
Lapisan
ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf
yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari
pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat
bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ
tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan.
Ketebalan
dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling tebal di
daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua,
kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang
sebelumnya berisi banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan
mengendur serta makin kehilangan kontur.
Derivat Kulit
1.
Rambut
Rambut merupakan
struktur berkeratin panjang yang berasal dari invaginasi epitel epidermis.
Rambut ditemukan diseluruh tubuh kecuali pada telapak tangan, telapak kaki,
bibir, glans penis, klitoris dan labia minora. Pertumbuhan rambut pada
daerah-daerah tubuh seperti kulit kepala, muka, dan pubis sangat dipengaruhi
tidak saja oleh hormon kelamin-terutama androgen-tetapi juga oleh hormon adrenal
dan hormon tiroid. Setiap rambut berkembang dari sebuah invaginasi epidermal,
yaitu folikel rambut yang selama masa pertumbuhannya mempunyai pelebaran pada
ujung disebut bulbus rambut. Pada dasar bulbus rambut dapat dilihat papila
dermis. Papila dermis mengandung jalinan kapiler yang vital bagi kelangsungan
hidup folikel rambut.
Rambut
terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal
dari falang distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.
Terdapat 2 jenis rambut :
a. Rambut terminal ( dapat panjang dan pendek)
b. Rambut velus ( pendek, halus dan lembut).
Fungsi rambut
1. Melindungi kulit dari pengaruh
buruk, seperti alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak mengalir ke
mata, bulu hidung (vibrissae) untuk menyaring udara.
2. Pengatur suhu
3. Pendorong penguapan keringat
4. Indera peraba yang sensitive.
Terdapat 2 fase :
1. Fase pertumbuhan
(Anagen)
Kecepatan pertumbuhan rambut
bervariasi rambut janggut tercepat diikuti kulit kepela. Berlangsung sampai
dengan usia 6 tahun. 90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala normal
mengalami fase pertumbuhan pada satu saat.
2. Fase Istirahat (
Telogen)
Berlangsung 4 bulan, rambut
mengalami kerontokan 50 –100 lembar rambut rontok dalam tiap harinya. Gerak
merinding jika terjadi trauma , stress, disebut Piloereksi. Warna rambut
ditentukan oleh jumlah melanin . Pertumbuhan rambut pada daerah tertentu
dikontrol oleh hormon seks( rambut wajah, janggut, kumis, dada, punggung, di
kontrol oleh H. Androgen. Kuantitas dan kualitas distribusi ranbut ditentukan
oleh kondisis Endokrin. Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan pada S.
Cushing(wanita).
2.
Kuku
Kuku
tersusun atas protein yang mengeras disebut keratin. Fungsinya sebagai
pelindung ujung jari tangan dan jari kaki. Lempeng kuku (LK) berbentuk empat
persegi panjang, keras, cembung ke arah lateral dan dorsal, transparan,
terletak di dorsalo paling distal. LK terbentuk dari bahan tanduk yang tumbuh
ke arah dorsal untuk waktu yang tidak terbatas. Kecepatan
tumbuh kuku jari tangan: lebih kurang 0,1 mm/ hari, kuku jari kaki 1/3-1/2
kecepatan kuku jari tangan. Tebal kuku tangan bervariasi 0,5 mm-
0,75mm, dan pada kaki dapat mencapai 1,0 mm. LK terdiri dari tiga lapisan
horizontal yang masing-masing adalah:
1. Lapisan dorsal
tipis yang dibentuk oleh matriks bagian proksimal (1/3 bagian).
2. Lapisan
intermediet yang dibentuk oleh matriks bagian distal (2/3 bagian).
3. Lapisan ventral
yang dibentuk oleh lapisan tanduk dasar kuku dan hiponikium yang mengandung
keratin lunak.
Lunula atau bulan sabit terletak di proksimal LK. Lunula
merupakan ujung akhir matriks kuku. Warna putih lunula disebabkan epitel yang
lebih tebal dari epitel kasar kuku dan kurang melekatnya epitel dibawahnya sehingga
transmisi warna pembuluh drah kurang dipancarkan. Daerah di bawah LK disebut
hiponikium. Alur kuku dan lipat kuku merupakan batas dan pelindung kuku. Lipat
kuku proksimal merupakan perluasan epidermis, bersama kuku yang melindungi
matriks kuku. Produk
akhirnya adalah kutikel. Pada matriks kuku terdapat sel melanosit
Bagian-bagian kuku :
1. Matriks kuku:
merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.
2. Dinding
kuku (nail wall) : merupakan lipatan-lipatan kulit yang
menutupi bagian pinggir dan atas.
3. Dasar kuku (nail
bed): merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
4. Alur kuku (nail
groove) : merupakan celah antara dinding dan dasar kuku.
5. Akar kuku (nail
root): merupakan bagian tengah kuku yang
dikelilingi dinding kuku.
6. Lempeng
kuku (nail plate) : merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi
dinding kuku.
7. Lunula :
merupakan bagian lempeng kuku berwarna putih dekat akar kuku
berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.
8. Eponikium :
merupakan dinding kuku bagian proksimal, kulit arinya menutupi bagian permukaan
lempeng kuku.
9. Hiponikium :
merupakan dasar kuku, kulit ari di bawah kuku yang bebas (free edge)menebal
b.
Fisiologi Sistem Integumen
Fungsi Kulit
1. Kulit memiliki banyak fungsi
diantaranya adalah :
a.
Menutupi
dan melindungi organ – organ dibawahnya
b.
Melindungi
tubuh dari masuknya mikroorganisme dan benda asing
c.
Pengaturan
suhu
d.
Ekskresi
: melalui perspirasi atau berkeringat, membuang sejumlah kecil urea.
e. Sintesis
: konversi 7-dehydrocholesterol menjadi vit D3 (Cholecalciferol) dengan bantuan
sinar UV.
f.
Tempat
penimbun lemak.
2.
Sensori persepsi : mengandung
reseptor terhadap panas, dingin, nyeri, sentuhan atau raba, tekananFisika dasar
hilangnya panas dari kulit
a. Radiasi
(60%) : kehilangan panas dalam bentuk infra merah (gelombang elektromagnetik)
b. Konduksi
(3%) : melalui konduksi langsung dari permukaan tubuh ke benda-benda lain.
Sedangkan konduksi ke udara (15%) terjadi jika suhu diudara lebih rendah dari
suhu tubuh.
c. Konveksi
: terjadi jika udara yang telah panas bersentuhan dengan tubuh dari proses
konduksi menyebarkan panas ke udara lainnya yang masih dingin. Kecepatan ini
makin meningkat apabila ada angin.
d. Evaporasi
: sebagai mekanisme pendinginan yang penting pada suhu tubuh sangat tinggi.
3. Proses Berkeringat
Panas
merangsang hipotalamus anaterior (area preoptik), impuls dipindahkan melalui
jaras otonom ke medula spinalis dan kemudian melalui saraf simpatis ke kulit ke
seluruh tubuh. Saraf simpatis merangsang kelenjar keringat untuk memproduksi
keringat.
4. Warna Pada Kulit dan Fungsi Melanin
Kulit
mendapatkan warna dari 3 faktor :
a.
Adanya
melanin (pigmen gelap yang diproduksi melanosit) : Melanin berfungsi untuk
melindungi kulit dari sinar ultraviolet yang berlebih
b.
Pigmen
berwarna kuning (karoten) : Dalam sel lemak dermis dan hypodermis
c.
Warna
darah : Dalam pembuluh dermal dibawah lapisan epidermis
5. Proses dan Tahapan Penyembuhan luka
Fase-fase
penyembuhan luka
Fase Inflamasi : terjadi sejak terjadi luka sampai
kira-kira hari ke-5. Fase ini menyebabkan pendarahan, dan menghentikannya
dengan cara vasokonstriksi, retraksi atau pengerutan pembuluh darah yang putus
dan reaksi hemostatis terjadi karena trombosit dan jala fibrin keluar sehingga
menyebabkan pembekuan. reaksi inflamasi yaitu sel mast menghasilkan serotenin
dan histamin yang menyebabkan eksudasi cairan dan peradangan itu menyebabkan
membengkak, terjadi kemerahan, rasa nyeri dan panas.
Fase Poliperasi : berasal dari sel mensenkrim yang
belum deferensiasi menghasilkan mukopolisakarida, asam amino glisin dan prolin
yang merupakan bahan dasar kolagen, serat yang akan mempertautkan tepi luka.
Proses ini baru berhenti setelah epitel saling menyentuh dan menutup seluruh
permukaan luka.
Fase Peyudahan : odim dan sel radang di serap sel
muda menjadi matang, kapiler baru menutup dan diserap kembali, kolagen yang
berlebih diserap sisanya mengerut sesuai dengan regangan yang ada, selama
proses ini dihasilkan jaringan parut yang pucat, tipis dan lemas serta mudah di
gerakkan dari dasar.
6. Kelenjar-Kelenjar Pada Kulit dan
Fungsinya :
a.
Kelenjar
Sudoriferus atau Kelenjar Keringat
1. Eccrine atau Mesocrin : fungsinya mengatur
suhu tubuh, mengeluarkan keringat dengan proses fisiologis.
2. Apokrin
atau Odiferus : fungsinya menghasilkan keringat yang mengandung
lemak, mengeluarkan keringat dengan bau husus terdapat di ketiak, areola mamae,
labium mayora, anal dan genital.
b.
Kelenjar
Sebaseous atau Kelenjar Minyak
sekret
dari kelenjar ini disebut sebum fungsinya melembabkan kulit, mencegah
terjadinya absorpsi dan penguapan dari kulit.
3. PROSES ELIMINASI SISA
METABOLISME
Organ Yang Berpengaruh Dalam Eliminasi Urine
1.
Ginjal
2.
Kandung kemih
3.
Uretra
4.
Ureter
Prose
Pembentukan Urine
GLOMEROLUS
Berfungsi
sebagai ultrafiltrasi pada simpai Bowman untuk menampung hasil filtrasi dari
glomerolus. Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan kembali za-zat yang
sudahdisaring pada glomerolus dan sisa cairan akan diteruskan ke piala ginjal.
Urine
yang berasal dari darah dibawa oleh arteri renalis masuk ke dalam ginjal.
Langkah pertama proses pembentukan urine adalah ultrafiltrasi darah/plasma
dalam kapiler glomerolus berupa air dan kristaloid, selanjutnya didalam tubuli ginjal
disempurnakan dengan proses reabsorsi zat-zat yang esensial dari cairan
filtrasi untuk dikembalikan ke dalam darah, selanjutnya proses sekresi
dikeluarkan melalui urine.
Proses
ini terjadi pada glomerolus karena permukaan aferen lebih besar dari permukaan
eferen sehingga terjadi penyerapan darah setiap manit ±1200 ml darah yang
terdiri atas 450 ml sel darah dan 600 ml plasma, masuk ke dalam kapiler
glomerolus. Untuk proses filtrasi diperlukan tekanan filtrasi untuk mendapatkan
hasil akhir.
Tekanan Yang
Menyebabkan Filtrasi
Gerakan masuk kedalam kapsula Bowman disebut sebagai filtrasi
Glomerolus sedangkan material yang masuk kedalam kapsula Bowman disebut
filtrat. Tiga faktor lain yang ikut serta dalam filtrasi adalah sebagai berikut
:
a. Tekanan Osmotik
(TO) dari filtrasi kapsula bowman
b. Tekanan hidrostatik
(TH)
c. Laju Filtrasi
Glomerolus (LFG)
Proses Absorbsi
Terjadi
penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat, dan
ion bikarbonat. Proses ini tejadi secara pasif yang dikenal dengan obligator
reabsorbsi pada tubulus atas. Dalam tubulus ginjal, cairan filtrasi dipekatkan
dan zat yang penting bagi tubuh direabsorbsi. Kegiatan ini banyak dipengaruhi
oleh hormone-hormone dan zat-zat yang direabssorbsi berubah sesuai dengan
keperluan tubuh setiap saat.
a. Air diabsorbsi dengan
jumlah yang banyak.
b. Zat esensial yang
mutlak diperlukan misalnya glukosa, NaCI, dan garam-garam direabsorbsi dengan
sempurna kedalam kapiler peritubulas, kecuali kadarnya melebihi ambang ginjal
yaitu batas kadar tertinggi suatu zat dalam darah yang apabila dilampaui akan
menyebabkan ekskresi zat tersebut masuk ke dalam urine.
c. Zat yang sebagian
diabsorpsi sel-sel tubulus bila diperlukan misalnya kalium.
d. Zat-zat yang hanya
diabsorpsi dalam jumlah kecil dari hasil metabolism misalnya ureum,fosfat,dan
asam urat.
e. Zat yang sama sekali
tidak diabsorpsi bahkan tidak dapat disekresi oleh sel tubulus misalnya
kreatinin.
Jumlah total air yang diabsorpsi ±120 ml/menit.Sekitar 70-80%
diabsorpsi oleh tubulus proksimal disebut juga reabsorpsi air
obligatori,sisanya 20-30% diabsorpsi secara fakultatif dengan bantuan hormone
vasoprovesi yaitu ADH (anti diuretic hormone) di tubulus distal, sebagaian
kecil sisanya diabsorpsi pada duktus koligentis yaitu saluran tempat
bermuaranya tubulus distal.
Proses sekresi
Tubulus ginjal dapat menyekresi atau menambah zat-zat ke dalam
cairan filtrasi selama metabolism atau menambah zat-zat ke dalam cairan
filtrasi selama metabolism sel-sel membentuk asam dalam jumlah besar.Namun,pH
darah dan cairan tubuh dapat dipertahankan sekitar 7,4 (alkalis).Sel tubuh
membentuk amoniak yang bersenyawa dengan asam kemudian disekresi sebagai
ammonium supaya pH darah dan cairan tubuh tetap alkalis.
Karakteristik Urine
1. Komposisi : terdiri
atas 95% air yang mengandung zat terlarut sebagai berikut :
a. Zat buangan nitrogen
b. Asam hipurat (asam
Kristal)
c. Badan keton (atom
karbon)
d. Elektrolit
e. Hormon (catabolic
hormone)
f. Berbagai jenis toksin
atau zat kimia asing,pigmen,vitamin,atau enzim sebagai normal ditemukan dalam
jumlah kecil.
g. Konstituen abnormal
Sifat Fisik
a. Warna: kuning
pucat,kuning pekat jika kental.Urine segar biasanya jernih dan menjadi keruh
jika di diamkan.
b. Bau: urine memiliki
bau yang khas, berbau amoniak jika didiamkan,bervariasi sesuai dengan makanan
yang dimakan. Pada diabetes yang tidak terkontrol,aseton akan menghasilkan bau
manis pada urine.
c. Asiditas (keadaanasam)
atau alkalinitas (keadaan alkali):pH urine bervariasi antara 4,8-7,5 dan biasanya
6,0 tergantung pada diet.Makanan protein tinggi akan meningkatkan
asiditas,sedangkan diet sayuran akan meningkatkan alkalinitas.
d. Berat jenis urine:
Berkisar antara 1,001-1,035 tergantung pada konsentrasi urine.
Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Eliminasi Urine
a. Diet atau asupan
b. Respon keinginan awal
untuk berkemih
c. Gaya hidup
d. Stres Psikologi
e. Tingkat aktifitas
f. Tingkat perkembangan
g. Kondisi penyakit
h. Sosiokultural
i.
Kebiasaan seseorang
j.
Tonus otot
k. Pembedahan
l.
Pengobatan
m. Pemeriksaan diagnostic
4. PROSES ELIMINASI SISA
PENCERNAAN
1.
Miksi/Eliminasi
Urine
Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung
kemih terisi. Miksi ini sering disebut buang air kecil.
2.
Defekasi/Eliminasi
Alvi
Buang air besar atau defekasi adalah suatu tindakan atau
proses makhluk hidup untuk membuang kotoran atau tinja yang padat atau
setengah-padat yang berasal dari sistem pencernaan.
1.) ESOPHAGUS
Ketika
makanan memasuki esophagus bagian atas ia berjalan melewati spinkter esophagus
bagian atas dimana ada sebuah otot sirkular yang mencegah udara masuk ke
esophagus dan makanan dari refluks ke tenggorokan. Bolus dari makanan
mengadakan perjalanan sepanjang 25cm di esophagus. Makanan didorong oleh
kontraksi otot polos. Sebagian dari esophagus berkontraksi di belakang bolus
makanan, otot sirkular di depan bolus. Gerakan peristaltik mendorong makanan ke
gelombang berikutnya. Peristaltik menggerakkan makanan sepanjang saluran
gastrointestinal. Dalam 15 detik bolus makanan berpindah dari esophagus bagian
bawah. Spinkter esophagus bagian bawah terletak antara esophagus dan lambung,
dan perbedaan tekanan ada di bagian akhir esophagus. Tekanan esophagus bagian
bawah 10-40 mmHg, sedangkan tekanan lambung 5-10 mmHg. Tingginya tekanan
biasanya menyebabkan refluks dari isi lambung ke esophagus. Faktor-faktor yang
mempengaruhi tekanan spinkter bagian bawah antara lain : antacid yang
menurunkan refluks, dan makanan berlemak dan nikotin yang meninggikan refluks.
2.) LAMBUNG
Dalam
lambung, makanan disimpan sementara dan dipecahkan secara mekanik dan kimiawi untuk pencernaan dan absorpsi.
Lambung mensekresi HCl, mukus, enzim pepsi, dan faktor intrinsik. Konsentrasi HCl
mempengaruhi keasaman lambung dan keseimbangan asam dalam tubuh. Setiap molekul
HCl yang disekresi di lambung, sebuah molekul bicarbonate memasuki plasma
darah.HCl membantu pencampuran dan
pemecahan makanan dilambung,mucus melindungi mukosa lambung dari keasaman dan
aktivitas enzim. Pepsin
mencerna protein, walaupun tidak banyak
pencernaan yagn terjadi di
lambung. Faktor
intrinsik merupakan komponen penting yagn
dibutuhkan untuk penyerapan
vitamin B12 di
usus dan pembentukan sel darah
merah. Kekurangan faktor intrinsik menyebabkan anemia.Sebelum makanan meninggalkan lambung
ia diubah menjadi
bahan yang semifluid yang
disebut CHYME.Chyme lebih mudah dicerna dan diabsorpsi daripada makanan yang padat. klien yang
sebagian lambungnya hilang
atau menderita gastritis
mempunyai masalah pencernaan yang serius karena makanan tidak diubah menjadi
chyme. Makanan memasuki usus halus sebelum dipecah menjadi makanan yang
benar-benar semifluid.
3.) USUS HALUS
Selama proses
pencernaan chyme meninggalkan lambung
dan memasuki usus halus.Usus halus merupakan suatu saluran
yang diameternya 2,5cm dan panjangnya 6 m yang terdiri dari 3 bagian :
duodenum, jejenum, ileum.
5. HORMON-HORMON TERKAIT
ELIMINASI
1. Hormon
anti diuretic (ADH) duktus untuk meremeabilit
Dibentuk dalam nucleus
supraoptik dan mengandung asam amino. Mekanisme kerja ADH adalah meningkatkan
permeabilitas duktus untuk mereabsorpsi sebagian besar air yang disimpan dalam
tubuh dan mempermudah difusi bebas air dari tubulus cairan tubuh kemudian
diabsorpsi secara osmosis.
2. Mineralocorticoids:
adalah hormon steroid glomerulosa zona disekresikan oleh korteks adrenal.
Mereka mengatur elektrolit dan keseimbangan air dalam tubuh misalnya keringat,
urin, empedu dan air liur.
3. Hormone
ovarium (estrogen dan progesteron), disekresi oleh ovarium akibat respons
terhadap dua hormone dari kelenjar hipofisis.
4. Prostaglandin
Prostagladin merupakan
asam lemak yang ada pada jaringan yang berfungsi merespons radang, pengendalian
tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan pergerakan gastrointestinal.
Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal (
Frandson, 2003) Prostaglandin adalah sekelompok zat yang menyerupai hormon,
seperti hormon mereka memainkan peran dalam berbagai proses fisiologis.
5. Gukokortikoidtid
Hormon ini berfungsi
mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan volume darah
meningkat sehingga terjadi retensi natrium ( Frandson, 2003).
Hormon dan fungsi hormon yang dihasilkan kelenjar
adrenal, yaitu :
Bagian Korteks Menghasilkan :
·
Hormon glukokortikoid
(kortikosteroid/kortison)
Fungsinya menurunkan
metabolisme hidrat arang dan lemak, meningkatkan metabolisme protein dan lemak,
mengurangi kekebalan.
6. Hormon
Prolaktin
Hormon prolaktin
meningkatkan perkembangan kelenjar mammae dan pembentukan susu dan dua hormon
ganadotropin. Prolaktin terdapat ada sebagian besar hewan termasuk manusia.
Prolaktin, hormon pertumbuhan (Growth Hormone) dan Placental Lactogen (PL atau
chorionic somatomammotropin (CS)), merupakan anggota dari hormon polipeptida
berdasarkan sekuen asam amino yang homolog. Prolactin diproduksi oleh sel yang
terdapat pada anterior pituitary, fungsi utama dari hormon prolaktin yaitu
menginduksi dan pemeliharaan laktasi pada mamalia.
6.
TANDA DAN GEJALA GANGGUAN
ELIMINASI SISA METABOLISME DAN PENCERNAAN
1.
Gangguan/Masalah
Kebutuhan Eliminasi Urine
a.
retensi
urine
retensi urine merupakan
penumpukan urine dalam kandung kemih akibat ketidakmampuan kandung kemihuntuk
mengosongkan kandong kemih.
Tanda
klinis retensi:
ketidaknyamanan
daerah pubis
a. distensi
vesika urinaria
b. ketidak
sanggupan untuk berkemih
c. sering
berkemih, saat vesika urinaria berisi sedikit urine. ( 25-50 ml)
d. ketidakseimbangan
jumlah urine yang dikeluarkan dengan asupannya
e. meningkatkan
keresahan dan keinginan berkemih
f. adanya
urine sebanyak 3000-4000 ml dalam kandung kemih.
Penyebab:
a. operasi
pada daerah abdomen bawah, pelvis vesika urinaria
b. trauma
sum sum tulang belakng
c. tekanan
uretra yang tinggi karena otot detrusor yang lemah
d. sphincter
yang kuat
e. sumbatan
(striktur uretra dan pembesaran kelenjar prostat)
b.
Inkontinesia
Urine
merupakan
ketidakmampuan otot spinkter eksternal sementara atau menetap untuk mengontrol
eksresi urin. Penyebab nya: proses penuaan (aging prodess), pembesaran kelnjar
prostat, serta penurunan kesadaran serta penggunaan obat narkotik.
c.
Enuresis
merupakan
ketidaksanggupan menahan kemih (ngompol) yang di akibatkan tidak mampu
mengontrol sphincter eksterna. Biasanya enuresis terjadi pada anak atau orang
jompo.
Faktor penyebab:
a. Kapasitas
vesika urinaria lebih besar dari normal
b. Vesika
urinaria peka ransang, dan seterusnya tidak dapat menampung urine dalam jumlah
besar
c. Suasana
emosional yang tidak menyenangkan di rumah
d. Infeksi
saluran kemih, perubahan fisik, atau neorologis sistem perkemihan
e. Makanan
yang banyak mengandung garam dan mineral
f. Anak
yang takut jalan gelap untuk ke kamar mandi.
d.
Perubahan
Pola Eliminasi Urine
Merupakan keadaan
seseorang yang mengalami gangguan pada eliminasi urine karena obstruksi
anatomis, kerusakan motorik sensorik, dan infeksi saluran kemih. Perubahan pola
eliminasi urin terdiri atas:
a. Frekuensi
b. Urgensi
c. Disuria
d. Poliuria
e. urinaria
supresi.
2.
Gangguan/
Masalah Eliminasi Alvi
a.
konstipasi
merupan keadaan
individu yang mengalami atau berisisko tinggi mengalami stasis usus besar
sehingga menimbulkan eliminasi yang jarang atau keras, serta tinja yang keluar
jadi terlalu kering dan keras.
Tanda klinis:
a. adanya
feses yang keras
b. defekasi
kurang dari 3 kali seminggu
c. menurunnya
bising usus
d. adanya
keluhan pada rectum
e. nyeri
pada saat mengejan dan defekasi
f. adanya
perasaan masih ada sisa feses
kemungkinan penyebab:
a. defek
persarafan, kelemahan pelvis, immobilitas karena cidera serebrospinalis, dll
b. pola
defekasi yang tidak teratur
c. nyeri
saat defekasi karena hemorrhoid
d. menurunnya
peristaltik karena stres psikologis
e. penggunaan
obat seperti antasida
f. proses
menua/ usia lanjut
b.
diare
merupakan keadaan
individu yang mengalami atau berisiko sering mengalami pengeluaran feses dalam
bentuk cair.
Tanda klinis:
a. adanya
pengeluaran feses cair
b. frekuensi
lebih dari 3 kali sehari
c. nyeri
atau kram abdomen
d. bising
usus meningkat
kemungkinan penyebab:
a. malabsorpsi
atau inflamsi, proses infeksi
b. peningkatan
peristaltik karean peningkatan metabolism
c. efek
tindakan pembedahan usus
d. efek
penggunaan obat seperti antasida,antibiotik, dll
e. stres
psikologis
c.
inkontinensia
usus
merupakan keadaan
individu yang mengalami perubahan kebiasaan dari proses defekasi normal, hingga
mengalami proses pengeluaran feses tak di sadari.
Tanda klinis:
a. pengeluaran
feses yang tidak di kehendaki
kemungkinan penyebab:
a. gangguan
sphincter rektal akibat cedera anus, pembedahan dll
b. distensi
rektum berlebih
c. kurangnya
kontrol sphincter akibat cedera medula spinalis, CVA dll
d. kerusakan
kognitif
d.
kembung
merupakan keadaan penuh
udara dalam perut karena pengumpulan gas secara berlebihan dalam lambung atau
usus.
e.
Hemorroid
Merupakan keadaan terjadinya
pelebaran vena di daerah anus sebagai akibat peningkatan tekanan di daerah anus
yang dapat di sebabklan karena konstipasi, peregangan saat defekasi dll.
f.
fecal
impaction
merupakan massa feses
keras dilipatan rektum yang di akibatkan oleh retensi dan akumulasi materi
feses yang berkepanjangan. Penyebab nya yaitu asupan kurang, aktivitas kurang,
diet rendah serat, dan kelemah tonus otot.
7.
PROSES KEPERAWATAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN ELIMINASI
A. Eliminasi urine (dengan
melakukan katerasisasi)
katerasisasi merupakan tindakan memasukan kateter kedalam kandung
kemih uretra untuk membantu memenihi kebutuhan eliminasi.
Alat
dan Bahan :
1.
Sarung tangan steril
2.
Kateter steril
3.
Duk steril
4.
Minyak pelumas/jeli
5.
Spuit yang berisi cairan atau udara
6.
Perlak
7.
Bengkok
8.
Urine bag
9.
Sketsel
Prosedur
kerja:
1.
Cuci
tangan
2.
Menberi tahu tujuan dan tindakan yang akan dilakukan pada pasien
3.
Atur ruangan
4.
Atur posisi pasien (dorsal
recumbent)
5.
Pasang
perlak
6.
Gunakan sarung tangan yang
steril
7.
Pasang duk steril
8. Buka labia mayora dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri
bersihkan bagian
dalam
9. Kateter di beri minyak pelumas atau jeli pada ujungnya lalu
usapkan atau masukan kateter pelan-pelan sambil anjurkan pasien untuk tarik
nafas
10. Setelah selesai, isi
balon dengan cairan akuades dengan menggunakan spuit bila di pasang
permanen
11. Sambung kateter
dengan urineal bag dan fikasi ke arah samping
12. Merapikan
alat
13. Cuci tangan,catat
procedure dan respon pasien
B. Eliminasi alvi
(memberikan huknah rendah)
Huknah merupakan tindakan keperawatan dengan cara memasukan cairan
hangat ke dalam kolon desendeen dengan menggunakan kanula rekti melalui anus,
yang bertujuan untuk mengkosongkan usus pada proses prabedah agar dapat
mencegah terjadinya obstruksi makanan sebagai dampak dari pas operasi dan
merangsang buang air besar bagi pasien mengalami kesulitan dalam buang air
besar.
Alat dan bahan :
1.
Pengalas
2.
Irogator lengkap dengan kanula rectal dan klem
3.
Cairan hangat (700 ml dengan suhu 40,5°-43°C)
4.
Bengkok
5.
Jail
6.
Pispot
7.
Sampiran
8.
Sarung tangan
9.
Tisu
Prosedur
kerja:
1.
Cuci tangan
2.
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Atur ruangan,letakan sampiran apabila di bangsal umum atau tutup
pintu apabial di ruang sendiri
4.
Atur posisi pasien dengan posisi sim miring terkiri
5.
Pasang pengalas di bawah
glutea
6. Irigator di isi cairan hangat sesuai dengan suhu ceacius dan
hubungkan kanula rekti kemudian cek kanula air kebengkok dan berikan jeli pada
ujung kanula
7. Gunakan sarung tangan dan masukkan kanula kira-kira 15cm kedalam rektun
ke arah kolom desendeen sambil pasien di minta untuk bernafas panjang dan
memegang irigator 50 cm dari tempat tidur.buka klemnya dan air di alirkan
sampai pasien menunjukan keinginan untuk buang air
besar
8.
Anjurkan pasien untuk menahan sebentar bila mau buang air besar
dan pasang pispot atau anjurkan ia ke toilet.jika pasien tidak mampu mobilisasi
jalan bersihkan daerah sekitar rektum sehingga bersih
9.
Cuci tangan