Selasa, 01 Desember 2015

Kebutuhan Eliminasi

NAMA                 :         Sherley Ajeng Pratiwi
NIM                     :         1510051
MATA KULIAH :         IDK 1        
PRODI/KELAS    :         S1 TINGKAT 1
FASILITATOR    :         Nisha Dharmayanti R., S.Kep., Ns., M. Si.
 


Resume Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi Sesuai Kebutuhan Tumbang

1.      ANATOMI FISIOLOGI SISTEM URINARIA


Pengertian
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dlam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Susunan Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, b) dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), c) satu vesika urinaria (VU), tempat urin dikumpulkan, dan d) satu urethra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria.
1.      GINJAL (REN)
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal seperti biji kacang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis dexter yang besar.
A.    Fungsi ginjal
a.       memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun,
b.      mempertahankan suasana keseimbangan cairan
c.       mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan
d.      mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak.

B.     Struktur Ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna cokelat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.
Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus.. Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minors.
Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari : Glomerulus, tubulus proximal, ansa henle, tubulus distal dan tubulus urinarius.

C.    Proses Pembentukan Urine
Tahap pembentukan urin :
1.      Proses Filtrasi ,di glomerulus
terjadi penyerapan darah, yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus ginjal. cairan yang di saring disebut filtrate gromerulus.
2.      Proses Reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glikosa, sodium, klorida, fospat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif (obligator reabsorbsi) di tubulus proximal. sedangkan pada tubulus distal terjadi kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan tubuh. Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.
3.      Proses sekresi.
Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke papilla renalis selanjutnya diteruskan ke luar.

D.    Perdarahan
Ginjal mendapatkan darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria renalis, arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri renalis bercabang menjadi arteria interlobularis kemudian menjadi arteri akuarta. Arteri interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi arteriolae aferen glomerulus yang masuk ke gromerulus. Kapiler darah yang meninggalkan gromerulus disebut arteriolae eferen gromerulus yang kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena cava inferior.

E.     Persarafan Ginjal
Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis(vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.

2.      URETER
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika urinaria. Panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
·         Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
·         Lapisan tengah lapisan otot polos
·         Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic yang mendorong urin masuk ke dalam kandung kemih.
3.      VESICA URINARIA (KANDUNG KEMIH)
Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti buah pir (kendi). letaknya d belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet.
Dinding kandung kemih terdiri dari:
·         Lapisan sebelah luar (peritoneum).
·         Tunika muskularis (lapisan berotot).
·         Tunika submukosa.
·         Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

4.      URETHRA
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang berfungsi menyalurkan air kemih ke luar.

Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari:
·         Urethra pars Prostatica
·         Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa)
·         Urethra pars spongiosa.

Urethra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis). Sphincter urethra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan urethra disini hanya sebagai saluran ekskresi.
Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:
·         Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria. Mengandung jaringan elastis dan otot polos. Sphincter urethra menjaga agar urethra tetap tertutup.
·         Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan saraf.
·         Lapisan mukosa.

Urin (Air Kemih)
Sifat fisis air kemih, terdiri dari:
1.      Jumlah ekskresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari pemasukan (intake) cairan dan faktor lainnya.
2.      Warna, bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
3.      Warna, kuning tergantung dari kepekatan, diet obat-obatan dan sebagainya.
4.      Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak.
5.      Berat jenis 1,015-1,020.
6.      Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung dari pada diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).

Komposisi Air Kemih
Komposisi air kemih, terdiri dari:
1.      Air kemih terdiri dari kira-kira 95% air.
2.      Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea, amoniak dan kreatinin.
3.      Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fospat dan sulfat.
4.      Pagmen (bilirubin dan urobilin).
5.      Toksin.
6.      Hormon.


            Mikturisi
       Mikturisi ialah proses pengosongan kandung kemih setelah terisi dengan urin. Mikturisi melibatkan 2 tahap utama, yaitu:
1. Kandung kemih terisi secara progresif hingga tegangan pada dindingnya meningkat melampaui nilai ambang batas (Hal ini terjadi bila telah tertimbun 170-230 ml urin), keadaan ini akan mencetuskan tahap ke 2.
2.  Adanya refleks saraf (disebut refleks mikturisi) yang akan mengosongkan kandung kemih. Pusat saraf miksi berada pada otak dan spinal cord (tulang belakang) Sebagian besar pengosongan di luar kendali tetapi pengontrolan dapat di pelajari “latih”. Sistem saraf simpatis : impuls menghambat Vesika Urinaria dan gerak spinchter interna, sehingga otot detrusor relax dan spinchter interna konstriksi. Sistem saraf parasimpatis: impuls menyebabkan otot detrusor berkontriksi, sebaliknya spinchter relaksasi terjadi MIKTURISI (normal: tidak nyeri).
Ciri-Ciri Urin Normal :
1.      Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan yang masuk.
2.      Warnanya bening oranye tanpa ada endapan.
3.      Baunya tajam.
4.      Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.

2.  ANATOMI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN (KULIT)
A.    Pengertian Sistem Integumen
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup".
Sistem Integumen pada manusia terdiri dari kulit, kuku, rambut, kelenjar keringat, kelenjar minyak dan kelenjar susu. Sistem integumen mampu memperbaiki  sendiri apbila terjadi kerusakan yang tidak terlalu parah  (self-repairing) & mekanisme pertahanan tubuh pertama (pembatas antara lingkungan luar tubuh dengan dalam tubuh).
B.    Anatomi dan Fisiologi Sistem Integumen
a.    Anatomi Sistem Integumen
Lapisan Kulit dan Bagian-bagian Pelengkapnya
Kulit terbagi menjadi 3 lapisan:
1.      Epidermis
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Epidermis melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis.
Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu :
a.       Lapisan tanduk (stratum corneum)
Merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan menutupi semua lapisan epidermis lebih ke dalam. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air.
Pada telapak tangan dan telapak kaki jumlah baris keratinosit jauh lebih banyak, karena di bagian ini lapisan tanduk jauh lebih tebal.
Lapisan tanduk ini sebagian besar terdiri atas keratin yaitu sejenis protein yang tidak larut dalam air dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia. Lapisan ini dikenal dengan lapisan horny, terdiri dari milyaran sel pipih yang mudah terlepas dan digantikan oleh sel yang baru setiap 4 minggu, karena usia setiap sel biasanya hanya 28 hari. Pada saat terlepas, kondisi kulit akan terasa sedikit kasar sampai muncul lapisan baru.
Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung sepanjang hidup, menjadikan kulit ari memiliki self repairing capacity atau kemampuan memperbaiki diri. Bertambahnya usia dapat menyebabkan proses keratinisasi berjalan lebih lambat. Ketika usia mencapai sekitar 60 tahunan, proses keratinisasi, membutuhkan waktu sekitar 45 - 50 hari, akibatnya lapisan tanduk yang sudah menjadi lebih kasar, lebih kering, lebih tebal, timbul bercak-bercak putih karena melanosit lambat bekerja dan penyebaran melanin tidak lagi merata serta tidak lagi cepat digantikan oleh lapisan tanduk baru. Daya elastisitas kulit pada lapisan ini sangat kecil, dan lapisan ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya penguapan air dari lapis lapis kulit lebih dalam sehingga mampu memelihara tonus dan turgor kulit, tetapi lapisan tanduk memiliki daya serap air yang cukup besar.
b.      Lapisan bening (stratum lucidum)
Disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di bawah lapisan tanduk, dan dianggap sebagai penyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen sehingga dapat dilewati sinar (tembus cahaya). Lapisan ini sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki. Proses keratinisasi bermula dari lapisan bening.
c.       Lapisan berbutir (stratum granulosum)
Tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan yang mengandung butir-butir di dalam protoplasmanya, berbutir kasar dan berinti mengkerut. Lapisan ini tampak paling jelas pada kulit telapak tangan dan telapak kaki.
d.      Lapisan bertaju (stratum spinosum)
Disebut juga lapisan malphigi, terdiri atas sel-sel yang saling berhubungan dengan perantaraan jembatan-jembatan protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling berlepasan, maka seakan-akan selnya bertaju. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein. Sel-sel pada lapisan taju normal, tersusun menjadi beberapa baris.
Bentuk sel berkisar antara bulat ke bersudut banyak (polygonal), dan makin ke arah permukaan kulit makin besar ukurannya. Diantara sel-sel taju terdapat celah antar sel halus yang berguna untuk peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan pengantaran butir-butir melanin. Sel-sel di bagian lapis taju yang lebih dalam, banyak yang berada dalam salah satu tahap mitosis. Kesatuan-kesatuan lapisan taju mempunyai susunan kimiawi yang khas; inti-inti sel dalam bagian basal lapis taju mengandung kolesterol dan asam amino.
e.       Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale)
Merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder) dengan kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini bergerigi dan bersatu dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur halus yang membatasi epidermis dengan dermis. Pengaruh lamina basalis cukup besar terhadap pengaturan metabolisme demo-epidermal dan fungsi-fungsi vital kulit. Di dalam lapisan ini sel-sel epidermisbertambah banyak melalui mitosis dan sel-sel tadi bergeser ke lapisan-lapisan lebih atas, akhirnya menjadi sel tanduk. Di dalam lapisan benih terdapat pula sel-sel bening (clear cells, melanoblas atau melanosit) pembuat pigmen melanin kulit.

Tipe-Tipe Sel Epidermis
1.      Keratinocytes
Subtansi terbanyak dari sel-sel epidermis, karena keratinocytes selalu mengelupas pada permukaaan epidermis, maka harus selalu digunakan. Pergantian dilakukan oleh aktivitas mitosis dari lapisan basal (di malam hari). Selama perjalanannya ke luar (menuju permukaan. Keratinocyes berdeferensiasi menjadi keratin filamen dalam sitoplasma. Proses dari basal sampai korneum selama 20-30 hari. Karena proses cytomorhose dari keratinocytes yang bergerak dari basal ke korneum, lima lapisan dapat diidentifikasi. Yaitu basal, spimosum, granulosum, losidum dan kornium.

2.      Melanocytes
Didapat dari ujung saraf, memproduksi pigment melanin yang memberikan warna coklat pada kulit. Bentuknya silindris, bulat dan panjang. Mengandung tirosinase yang dihasilkan oleh REG, kemudian tirosinase tersebut diolah oleh Aparatus Golgi menjadi oval granules (melanosomes). Ketika asam amino tirosin berpindah ke dalam melanosomes, melanosomes berubah menjadi melanin. Enzim tirosinase yang diaktifkan oleh sinar ultra violet.. Kemudian melanin meninggalkan badan melanicytes dan menuju ke sitoplasma dari sel-sel dalam lapisan stratum spinosum. Dan pada akhirnya pigmen melanin didegradasi oleh keratinocytes.
3.      Merkel Cells
Banyak terdapat pada daerah kulit yang sedikit rambut (fingertips, oral mucosa, daerah dasar folikel rambut). Menyebar di lapisan stratum basal yang banyak mengandung keratinocytes.
4.      Langerhans Cells
Disebut juga dendritic cells karena sering bekerja di daerah lapisan stratum spinosum. Merupakan sel yang mengandung antibodi. Banyaknya 2% – 4 % dari keseluruhan sel epidermis. Selain itu, juga banyak terdapat di bagian dermis pada lubang mulut, esophagus, dan vagina. Fungsi dari langerhans cells adalah untuk responisasi terhadap imun karena mempunyai antibodi.

2.      DERMIS ( Korium)
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit (Sebacea) atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili).
Sel-sel umbi rambut yang berada di dasar kandung rambut, terus-menerus membelah dalam membentuk batang rambut. Kelenjar palit yang menempel di saluran kandung rambut, menghasilkan minyak yang mencapai permukaan kulit melalui muara kandung rambut. Kulit jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit jangat membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata kulit jangat diperkirakan antara 1 - 2 mm dan yang paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di telapak tangan dan telapak kaki. Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat-serat, matriks interfibrilar yang menyerupai selai dan sel-sel.
Keberadaan ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat, memungkinkan membedakan berbagai rangsangan dari luar. Masing-masing saraf perasa memiliki fungsi tertentu, seperti saraf dengan fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan, panas, dan dingin. Saraf perasa juga memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal yang dapat merugikan diri kita. Jika kita mendadak menjadi sangat takut atau sangat tegang, otot penegak rambut yang menempel di kandung rambut, akan mengerut dan menjadikan bulu roma atau bulu kuduk berdiri. Kelenjar palit yan menempel di kandung rambut memproduksi minyak untuk melumasi permukaan kulit dan batang rambut. Sekresi minyaknya dikeluarkan melalui muara kandung rambut. Kelenjar keringat menghasilkan cairan keringat yang dikeluarkan ke permukaan kulit melalui pori-pori kulit.
Pada dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-serat elastis yang dapat membuat kulit berkerut akan kembali ke bentuk semula dan serat protein ini yang disebut kolagen. Serat-serat kolagen ini disebut juga jaringan penunjang, karena fungsinya dalam membentuk jaringan-jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan kelenturan kulit.
Berkurangnya protein akan menyebabkan kulit menjadi kurang elastis dan mudah mengendur hingga timbul kerutan. Faktor lain yang menyebabkan kulit berkerut yaitu faktor usia atau kekurangan gizi. Perlu diperhatikan bahwa luka yang terjadi di kulit jangat dapat menimbulkan cacat permanen, hal ini disebabkan kulit jangat tidak memiliki kemampuan memperbaiki diri sendiri seperti yang dimiliki kulit ari.
Di dalam lapisan kulit jangat terdapat dua macam kelenjar yaitu :
a. Kelenjar keringat (Sudorifera)
Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan duet yaitu saluran semacam pipa yang bermuara pada permukaan kulit membentuk pori-pori keringat. Semua bagian tubuh dilengkapi dengan kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat dipermukaan telapak tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak. Kelenjar keringat mengatur suhu badan dan membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari tubuh. Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas, latihan jasmani, emosi dan obat-obat tertentu.
Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu :
1)      Kelenjar keringat ekrin
Kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu keringat yang mengandung 95-97 persen air dan mengandung beberapa mineral, seperti garam, sodium klorida, granula minyak, glusida dan sampingan dari metabolism seluler. Kelenjar keringat ini terdapat di seluruh kulit, mulai dari telapak tangan dan telapak kaki sampai ke kulit kepala. Jumlahnya di seluruh badan sekitar dua juta dan menghasilkan 14 liter keringat dalam waktu 24 jam pada orang dewasa.
Bentuk kelenjar keringat ekrin langsing, bergulung-gulung dan salurannya bermuara langsung pada permukaan kulit yang tidak ada rambutnya.
2)      Kelenjar keringat apokrin
Hanya terdapat di daerah ketiak, puting susu, pusar, daerah kelamin dan daerah sekitar dubur (anogenital) menghasilkan cairan yang agak kental, berwarna  keputih-putihan serta berbau khas pada setiap orang. Sel kelenjar ini mudah rusak dan sifatnya alkali sehingga dapat menimbulkan bau. Muaranya berdekatan dengan muara kelenjar sebasea pada saluran folikel rambut. Kelenjar keringat apokrin jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya sedikit cairan yang disekresikan dari kelenjar ini. Kelenjar apokrin mulai aktif setelah usia akil baligh dan aktivitas kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon.

b. Kelenjar palit (Sebacea)
Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan dengan kandung rambut terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang bermuara ke dalam kandung rambut (folikel). Folikel rambut mengeluarkan lemak yang meminyaki kulit dan menjaga kelunakan rambut. Kelenjar palit membentuk sebum atau urap kulit. Terkecuali pada telapak tangan dan telapak kaki, kelenjar palit terdapat di semua bagian tubuh terutama pada bagian muka.
Pada umumnya, satu batang rambut hanya mempunyai satu kelenjar palit atau kelenjar sebasea yang bermuara pada saluran folikel rambut. Pada kulit kepala, kelenjarpalit atau kelenjar sebasea menghasilkan minyak untuk melumasi rambut dan kulit kepala. Pada kebotakan orang dewasa, ditemukan bahwa kelenjar palit atau kelenjar sebaseamembesar sedangkan folikel rambut mengecil. Pada kulit badan termasuk pada bagian wajah, jika produksi minyak dari kelenjar palit atau kelenjar sebasea berlebihan, maka kulit akan lebih berminyak sehingga memudahkan timbulnya jerawat.

3.      HIPODERMIS / SUBCUTIS.
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan.
Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta makin kehilangan kontur.
Derivat Kulit
1.      Rambut
Rambut merupakan struktur berkeratin panjang yang berasal dari invaginasi epitel epidermis. Rambut ditemukan diseluruh tubuh kecuali pada telapak tangan, telapak kaki, bibir, glans penis, klitoris dan labia minora. Pertumbuhan rambut pada daerah-daerah tubuh seperti kulit kepala, muka, dan pubis sangat dipengaruhi tidak saja oleh hormon kelamin-terutama androgen-tetapi juga oleh hormon adrenal dan hormon tiroid. Setiap rambut berkembang dari sebuah invaginasi epidermal, yaitu folikel rambut yang selama masa pertumbuhannya mempunyai pelebaran pada ujung disebut bulbus rambut. Pada dasar bulbus rambut dapat dilihat papila dermis. Papila dermis mengandung jalinan kapiler yang vital bagi kelangsungan hidup folikel rambut.
Rambut  terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.

Terdapat 2 jenis rambut :
a. Rambut terminal ( dapat panjang dan pendek)
b. Rambut velus ( pendek, halus dan lembut).

Fungsi rambut 
1. Melindungi kulit dari pengaruh buruk, seperti alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae) untuk menyaring udara.
2. Pengatur suhu
3. Pendorong penguapan keringat  
4. Indera peraba yang sensitive.

Terdapat 2 fase :
1.      Fase pertumbuhan (Anagen)
Kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi rambut janggut tercepat diikuti kulit kepela. Berlangsung sampai dengan usia 6 tahun. 90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala normal mengalami fase pertumbuhan pada satu saat.
2.      Fase Istirahat ( Telogen)
Berlangsung 4 bulan, rambut mengalami kerontokan 50 –100 lembar rambut rontok dalam tiap harinya. Gerak merinding jika terjadi trauma , stress, disebut Piloereksi. Warna rambut ditentukan oleh jumlah melanin . Pertumbuhan rambut pada daerah tertentu dikontrol oleh hormon seks( rambut wajah, janggut, kumis, dada, punggung, di kontrol oleh H. Androgen. Kuantitas dan kualitas distribusi ranbut ditentukan oleh kondisis Endokrin. Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan pada S. Cushing(wanita).
2.      Kuku
Kuku tersusun atas protein yang mengeras disebut keratin. Fungsinya sebagai pelindung ujung jari tangan dan jari kaki. Lempeng kuku (LK) berbentuk empat persegi panjang, keras, cembung ke arah lateral dan dorsal, transparan, terletak di dorsalo paling distal. LK terbentuk dari bahan tanduk yang tumbuh ke arah dorsal untuk waktu yang tidak terbatas. Kecepatan tumbuh kuku jari tangan: lebih kurang 0,1 mm/ hari, kuku jari kaki 1/3-1/2 kecepatan kuku jari tangan. Tebal kuku tangan bervariasi 0,5 mm- 0,75mm, dan pada kaki dapat mencapai 1,0 mm. LK terdiri dari tiga lapisan horizontal yang masing-masing adalah:
1.      Lapisan dorsal tipis yang dibentuk oleh matriks bagian proksimal (1/3 bagian).
2.      Lapisan intermediet yang dibentuk oleh matriks bagian distal (2/3 bagian).
3.      Lapisan ventral yang dibentuk oleh lapisan tanduk dasar kuku dan hiponikium yang mengandung keratin lunak.
Lunula atau bulan sabit terletak di proksimal LK. Lunula merupakan ujung akhir matriks kuku. Warna putih lunula disebabkan epitel yang lebih tebal dari epitel kasar kuku dan kurang melekatnya epitel dibawahnya sehingga transmisi warna pembuluh drah kurang dipancarkan. Daerah di bawah LK disebut hiponikium. Alur kuku dan lipat kuku merupakan batas dan pelindung kuku. Lipat kuku proksimal merupakan perluasan epidermis, bersama kuku yang melindungi matriks kuku. Produk akhirnya adalah kutikel. Pada matriks kuku terdapat sel melanosit

Bagian-bagian kuku :
1.      Matriks kuku: merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.
2.      Dinding kuku (nail wall) : merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian pinggir dan atas.
3.      Dasar kuku (nail bed): merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
4.      Alur kuku (nail groove) : merupakan celah antara dinding dan dasar kuku.
5.      Akar kuku (nail root): merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding kuku.
6.     Lempeng kuku (nail plate) : merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding kuku.
7.    Lunula : merupakan bagian lempeng kuku berwarna putih dekat akar kuku berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.
8.  Eponikium : merupakan dinding kuku bagian proksimal, kulit arinya menutupi bagian permukaan lempeng kuku.
9.  Hiponikium : merupakan dasar kuku, kulit ari di bawah kuku yang bebas (free edge)menebal

b.    Fisiologi Sistem Integumen
Fungsi Kulit
1.    Kulit memiliki banyak fungsi diantaranya adalah :
a.       Menutupi dan melindungi organ – organ dibawahnya
b.      Melindungi tubuh dari masuknya mikroorganisme dan benda asing
c.       Pengaturan suhu
d.      Ekskresi : melalui perspirasi atau berkeringat, membuang sejumlah kecil urea.
e.  Sintesis : konversi 7-dehydrocholesterol menjadi vit D3 (Cholecalciferol) dengan bantuan sinar UV.
f.       Tempat penimbun lemak.

2.    Sensori persepsi : mengandung reseptor terhadap panas, dingin, nyeri, sentuhan atau raba, tekananFisika dasar hilangnya panas dari kulit
a. Radiasi (60%) : kehilangan panas dalam bentuk infra merah (gelombang elektromagnetik)
b.   Konduksi (3%) : melalui konduksi langsung dari permukaan tubuh ke benda-benda lain. Sedangkan konduksi ke udara (15%) terjadi jika suhu diudara lebih rendah dari suhu tubuh.
c.     Konveksi : terjadi jika udara yang telah panas bersentuhan dengan tubuh dari proses konduksi menyebarkan panas ke udara lainnya yang masih dingin. Kecepatan ini makin meningkat apabila ada angin.
d.   Evaporasi : sebagai mekanisme pendinginan yang penting pada suhu tubuh sangat tinggi.

3.    Proses Berkeringat
Panas merangsang hipotalamus anaterior (area preoptik), impuls dipindahkan melalui jaras otonom ke medula spinalis dan kemudian melalui saraf simpatis ke kulit ke seluruh tubuh. Saraf simpatis merangsang kelenjar keringat untuk memproduksi keringat.

4.    Warna Pada Kulit dan Fungsi Melanin
Kulit mendapatkan warna dari 3 faktor :
a.       Adanya melanin (pigmen gelap yang diproduksi melanosit) : Melanin berfungsi untuk melindungi kulit dari sinar ultraviolet yang berlebih
b.      Pigmen berwarna kuning (karoten) : Dalam sel lemak dermis dan hypodermis
c.       Warna darah : Dalam pembuluh dermal dibawah lapisan epidermis

5.    Proses dan Tahapan Penyembuhan luka
Fase-fase penyembuhan luka
Fase Inflamasi : terjadi sejak terjadi luka sampai kira-kira hari ke-5. Fase ini menyebabkan pendarahan, dan menghentikannya dengan cara vasokonstriksi, retraksi atau pengerutan pembuluh darah yang putus dan reaksi hemostatis terjadi karena trombosit dan jala fibrin keluar sehingga menyebabkan pembekuan. reaksi inflamasi yaitu sel mast menghasilkan serotenin dan histamin yang menyebabkan eksudasi cairan dan peradangan itu menyebabkan membengkak, terjadi kemerahan, rasa nyeri dan panas.
Fase Poliperasi : berasal dari sel mensenkrim yang belum deferensiasi menghasilkan mukopolisakarida, asam amino glisin dan prolin yang merupakan bahan dasar kolagen, serat yang akan mempertautkan tepi luka. Proses ini baru berhenti setelah epitel saling menyentuh dan menutup seluruh permukaan luka.
Fase Peyudahan : odim dan sel radang di serap sel muda menjadi matang, kapiler baru menutup dan diserap kembali, kolagen yang berlebih diserap sisanya mengerut sesuai dengan regangan yang ada, selama proses ini dihasilkan jaringan parut yang pucat, tipis dan lemas serta mudah di gerakkan dari dasar.

6.    Kelenjar-Kelenjar Pada Kulit dan Fungsinya :         
a.       Kelenjar Sudoriferus atau Kelenjar Keringat
1.   Eccrine atau Mesocrin : fungsinya mengatur suhu tubuh, mengeluarkan keringat dengan proses fisiologis.
2.    Apokrin atau Odiferus  : fungsinya menghasilkan keringat yang mengandung lemak, mengeluarkan keringat dengan bau husus terdapat di ketiak, areola mamae, labium mayora, anal dan genital.
b.      Kelenjar Sebaseous atau Kelenjar Minyak
sekret dari kelenjar ini disebut sebum fungsinya melembabkan kulit, mencegah terjadinya absorpsi dan penguapan dari kulit.

3. PROSES ELIMINASI SISA METABOLISME
Organ Yang Berpengaruh Dalam Eliminasi Urine
1.      Ginjal
2.      Kandung kemih
3.      Uretra
4.      Ureter
Prose Pembentukan Urine
GLOMEROLUS
Berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada simpai Bowman untuk menampung hasil filtrasi dari glomerolus. Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan kembali za-zat yang sudahdisaring pada glomerolus dan sisa cairan akan diteruskan ke piala ginjal.
Urine yang berasal dari darah dibawa oleh arteri renalis masuk ke dalam ginjal. Langkah pertama proses pembentukan urine adalah ultrafiltrasi darah/plasma dalam kapiler glomerolus berupa air dan kristaloid, selanjutnya didalam tubuli ginjal disempurnakan dengan proses reabsorsi zat-zat yang esensial dari cairan filtrasi untuk dikembalikan ke dalam darah, selanjutnya proses sekresi dikeluarkan melalui urine.
Proses ini terjadi pada glomerolus karena permukaan aferen lebih besar dari permukaan eferen sehingga terjadi penyerapan darah setiap manit ±1200 ml darah yang terdiri atas 450 ml sel darah dan 600 ml plasma, masuk ke dalam kapiler glomerolus. Untuk proses filtrasi diperlukan tekanan filtrasi untuk mendapatkan hasil akhir.

Tekanan Yang Menyebabkan Filtrasi
Gerakan masuk kedalam kapsula Bowman disebut sebagai filtrasi Glomerolus sedangkan material yang masuk kedalam kapsula Bowman disebut filtrat. Tiga faktor lain yang ikut serta dalam filtrasi adalah sebagai berikut :
a. Tekanan Osmotik (TO) dari filtrasi kapsula bowman
b. Tekanan hidrostatik (TH)
c. Laju Filtrasi Glomerolus (LFG)

Proses Absorbsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat, dan ion bikarbonat. Proses ini tejadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorbsi pada tubulus atas. Dalam tubulus ginjal, cairan filtrasi dipekatkan dan zat yang penting bagi tubuh direabsorbsi. Kegiatan ini banyak dipengaruhi oleh hormone-hormone dan zat-zat yang direabssorbsi berubah sesuai dengan keperluan tubuh setiap saat.
a.     Air diabsorbsi dengan jumlah yang banyak.
b.   Zat esensial yang mutlak diperlukan misalnya glukosa, NaCI, dan garam-garam direabsorbsi dengan sempurna kedalam kapiler peritubulas, kecuali kadarnya melebihi ambang ginjal yaitu batas kadar tertinggi suatu zat dalam darah yang apabila dilampaui akan menyebabkan ekskresi zat tersebut masuk ke dalam urine.
c.    Zat yang sebagian diabsorpsi sel-sel tubulus bila diperlukan misalnya kalium.
d. Zat-zat yang hanya diabsorpsi dalam jumlah kecil dari hasil metabolism misalnya ureum,fosfat,dan asam urat.
e.  Zat yang sama sekali tidak diabsorpsi bahkan tidak dapat disekresi oleh sel tubulus misalnya kreatinin.
Jumlah total air yang diabsorpsi ±120 ml/menit.Sekitar 70-80% diabsorpsi oleh tubulus proksimal disebut juga reabsorpsi air obligatori,sisanya 20-30% diabsorpsi secara fakultatif dengan bantuan hormone vasoprovesi yaitu ADH (anti diuretic hormone) di tubulus distal, sebagaian kecil sisanya diabsorpsi pada duktus koligentis yaitu saluran tempat bermuaranya tubulus distal.

Proses sekresi
Tubulus ginjal dapat menyekresi atau menambah zat-zat ke dalam cairan filtrasi selama metabolism atau menambah zat-zat ke dalam cairan filtrasi selama metabolism sel-sel membentuk asam dalam jumlah besar.Namun,pH darah dan cairan tubuh dapat dipertahankan sekitar 7,4 (alkalis).Sel tubuh membentuk amoniak yang bersenyawa dengan asam kemudian disekresi sebagai ammonium supaya pH darah dan cairan tubuh tetap alkalis.


Karakteristik Urine
1.      Komposisi : terdiri atas 95% air yang mengandung zat terlarut sebagai berikut :
a.       Zat buangan nitrogen
b.      Asam hipurat (asam Kristal)
c.       Badan keton (atom karbon)
d.      Elektrolit
e.       Hormon (catabolic hormone)
f.       Berbagai jenis toksin atau zat kimia asing,pigmen,vitamin,atau enzim sebagai normal ditemukan dalam jumlah kecil.
g.      Konstituen abnormal

Sifat Fisik
a.       Warna: kuning pucat,kuning pekat jika kental.Urine segar biasanya jernih dan menjadi keruh jika di diamkan.
b.      Bau: urine memiliki bau yang khas, berbau amoniak jika didiamkan,bervariasi sesuai dengan makanan yang dimakan. Pada diabetes yang tidak terkontrol,aseton akan menghasilkan bau manis pada urine.
c.       Asiditas (keadaanasam) atau alkalinitas (keadaan alkali):pH urine bervariasi antara 4,8-7,5 dan biasanya 6,0 tergantung pada diet.Makanan protein tinggi akan meningkatkan asiditas,sedangkan diet sayuran akan meningkatkan alkalinitas.
d.      Berat jenis urine: Berkisar antara 1,001-1,035 tergantung pada konsentrasi urine.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Eliminasi Urine
a.       Diet atau asupan
b.      Respon keinginan awal untuk berkemih
c.       Gaya hidup
d.      Stres Psikologi
e.       Tingkat aktifitas
f.       Tingkat perkembangan
g.      Kondisi penyakit
h.      Sosiokultural
i.        Kebiasaan seseorang
j.        Tonus otot
k.      Pembedahan
l.        Pengobatan
m.    Pemeriksaan diagnostic

4.      PROSES ELIMINASI SISA PENCERNAAN
1.      Miksi/Eliminasi Urine
Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi. Miksi ini sering disebut buang air kecil.
2.      Defekasi/Eliminasi Alvi
Buang air besar atau defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup untuk membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah-padat yang berasal dari sistem pencernaan.

1.)    ESOPHAGUS
Ketika makanan memasuki esophagus bagian atas ia berjalan melewati spinkter esophagus bagian atas dimana ada sebuah otot sirkular yang mencegah udara masuk ke esophagus dan makanan dari refluks ke tenggorokan. Bolus dari makanan mengadakan perjalanan sepanjang 25cm di esophagus. Makanan didorong oleh kontraksi otot polos. Sebagian dari esophagus berkontraksi di belakang bolus makanan, otot sirkular di depan bolus. Gerakan peristaltik mendorong makanan ke gelombang berikutnya. Peristaltik menggerakkan makanan sepanjang saluran gastrointestinal. Dalam 15 detik bolus makanan berpindah dari esophagus bagian bawah. Spinkter esophagus bagian bawah terletak antara esophagus dan lambung, dan perbedaan tekanan ada di bagian akhir esophagus. Tekanan esophagus bagian bawah 10-40 mmHg, sedangkan tekanan lambung 5-10 mmHg. Tingginya tekanan biasanya menyebabkan refluks dari isi lambung ke esophagus. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan spinkter bagian bawah antara lain : antacid yang menurunkan refluks, dan makanan berlemak dan nikotin yang meninggikan refluks.
2.)    LAMBUNG
Dalam lambung, makanan disimpan sementara dan dipecahkan secara mekanik dan   kimiawi untuk pencernaan dan absorpsi. Lambung mensekresi HCl, mukus, enzim pepsi, dan faktor intrinsik. Konsentrasi HCl mempengaruhi keasaman lambung dan keseimbangan asam dalam tubuh. Setiap molekul HCl yang disekresi di lambung, sebuah molekul bicarbonate memasuki plasma darah.HCl membantu pencampuran dan   pemecahan makanan dilambung,mucus melindungi mukosa lambung dari keasaman   dan   aktivitas   enzim.   Pepsin   mencerna   protein,   walaupun tidak   banyak    pencernaan     yagn    terjadi di   lambung.    Faktor   intrinsik  merupakan komponen penting   yagn   dibutuhkan   untuk   penyerapan   vitamin   B12   di   usus   dan pembentukan sel darah merah. Kekurangan faktor intrinsik menyebabkan anemia.Sebelum makanan   meninggalkan   lambung   ia   diubah   menjadi   bahan   yang semifluid yang disebut CHYME.Chyme lebih mudah dicerna dan diabsorpsi daripada makanan yang   padat. klien    yang   sebagian    lambungnya      hilang   atau   menderita gastritis mempunyai masalah pencernaan yang serius karena makanan tidak diubah menjadi chyme. Makanan memasuki usus halus sebelum dipecah menjadi makanan yang benar-benar semifluid.
3.)    USUS HALUS
Selama   proses   pencernaan   chyme   meninggalkan   lambung   dan   memasuki usus   halus.Usus halus merupakan suatu saluran yang diameternya 2,5cm dan panjangnya 6 m yang terdiri dari 3 bagian : duodenum, jejenum, ileum.

5.      HORMON-HORMON TERKAIT ELIMINASI
1.      Hormon anti diuretic (ADH) duktus untuk meremeabilit
Dibentuk dalam nucleus supraoptik dan mengandung asam amino. Mekanisme kerja ADH adalah meningkatkan permeabilitas duktus untuk mereabsorpsi sebagian besar air yang disimpan dalam tubuh dan mempermudah difusi bebas air dari tubulus cairan tubuh kemudian diabsorpsi secara osmosis.
2.   Mineralocorticoids: adalah hormon steroid glomerulosa zona disekresikan oleh korteks adrenal. Mereka mengatur elektrolit dan keseimbangan air dalam tubuh misalnya keringat, urin, empedu dan air liur.
3.  Hormone ovarium (estrogen dan progesteron), disekresi oleh ovarium akibat respons terhadap dua hormone dari kelenjar hipofisis.
4.      Prostaglandin
Prostagladin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berfungsi merespons radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan pergerakan gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal ( Frandson, 2003) Prostaglandin adalah sekelompok zat yang menyerupai hormon, seperti hormon mereka memainkan peran dalam berbagai proses fisiologis.
5.      Gukokortikoidtid
Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium ( Frandson, 2003).
            Hormon dan fungsi hormon yang dihasilkan kelenjar adrenal, yaitu :
            Bagian Korteks Menghasilkan :
·         Hormon glukokortikoid (kortikosteroid/kortison)
Fungsinya menurunkan metabolisme hidrat arang dan lemak, meningkatkan metabolisme protein dan lemak, mengurangi kekebalan.
6.      Hormon Prolaktin
Hormon prolaktin meningkatkan perkembangan kelenjar mammae dan pembentukan susu dan dua hormon ganadotropin. Prolaktin terdapat ada sebagian besar hewan termasuk manusia. Prolaktin, hormon pertumbuhan (Growth Hormone) dan Placental Lactogen (PL atau chorionic somatomammotropin (CS)), merupakan anggota dari hormon polipeptida berdasarkan sekuen asam amino yang homolog. Prolactin diproduksi oleh sel yang terdapat pada anterior pituitary, fungsi utama dari hormon prolaktin yaitu menginduksi dan pemeliharaan laktasi pada mamalia.

6.      TANDA DAN GEJALA GANGGUAN ELIMINASI SISA METABOLISME DAN PENCERNAAN
1.      Gangguan/Masalah Kebutuhan Eliminasi Urine
a.      retensi urine
retensi urine merupakan penumpukan urine dalam kandung kemih akibat ketidakmampuan kandung kemihuntuk mengosongkan kandong kemih.
Tanda klinis retensi:
ketidaknyamanan daerah pubis
a.       distensi vesika urinaria
b.      ketidak sanggupan untuk berkemih
c.       sering berkemih, saat vesika urinaria berisi sedikit urine. ( 25-50 ml)
d.      ketidakseimbangan jumlah urine yang dikeluarkan dengan asupannya
e.       meningkatkan keresahan dan keinginan berkemih
f.       adanya urine sebanyak 3000-4000 ml dalam kandung kemih.
Penyebab:
a.       operasi pada daerah abdomen bawah, pelvis vesika urinaria
b.      trauma sum sum tulang belakng
c.       tekanan uretra yang tinggi karena otot detrusor yang lemah
d.      sphincter yang kuat
e.       sumbatan (striktur uretra dan pembesaran kelenjar prostat)

b.      Inkontinesia Urine
merupakan ketidakmampuan otot spinkter eksternal sementara atau menetap untuk mengontrol eksresi urin. Penyebab nya: proses penuaan (aging prodess), pembesaran kelnjar prostat, serta penurunan kesadaran serta penggunaan obat narkotik.

c.       Enuresis
merupakan ketidaksanggupan menahan kemih (ngompol) yang di akibatkan tidak mampu mengontrol sphincter eksterna. Biasanya enuresis terjadi pada anak atau orang jompo.
Faktor penyebab:
a.       Kapasitas vesika urinaria lebih besar dari normal
b.     Vesika urinaria peka ransang, dan seterusnya tidak dapat menampung urine dalam jumlah besar
c.       Suasana emosional yang tidak menyenangkan di rumah
d.      Infeksi saluran kemih, perubahan fisik, atau neorologis sistem perkemihan
e.       Makanan yang banyak mengandung garam dan mineral
f.       Anak yang takut jalan gelap untuk ke kamar mandi.

d.      Perubahan Pola Eliminasi Urine
Merupakan keadaan seseorang yang mengalami gangguan pada eliminasi urine karena obstruksi anatomis, kerusakan motorik sensorik, dan infeksi saluran kemih. Perubahan pola eliminasi urin terdiri atas:
a.       Frekuensi
b.      Urgensi
c.       Disuria
d.      Poliuria
e.       urinaria supresi.

2.      Gangguan/ Masalah Eliminasi Alvi
a.        konstipasi
merupan keadaan individu yang mengalami atau berisisko tinggi mengalami stasis usus besar sehingga menimbulkan eliminasi yang jarang atau keras, serta tinja yang keluar jadi terlalu kering dan keras.
Tanda klinis:
a.       adanya feses yang keras
b.      defekasi kurang dari 3 kali seminggu
c.       menurunnya bising usus
d.      adanya keluhan pada rectum
e.       nyeri pada saat mengejan dan defekasi
f.       adanya perasaan masih ada sisa feses

kemungkinan penyebab:
a.   defek persarafan, kelemahan pelvis, immobilitas karena cidera serebrospinalis, dll
b.      pola defekasi yang tidak teratur
c.       nyeri saat defekasi karena hemorrhoid
d.      menurunnya peristaltik karena stres psikologis
e.       penggunaan obat seperti antasida
f.       proses menua/ usia lanjut
b.       diare
merupakan keadaan individu yang mengalami atau berisiko sering mengalami pengeluaran feses dalam bentuk cair.
Tanda klinis:
a.       adanya pengeluaran feses cair
b.      frekuensi lebih dari 3 kali sehari
c.       nyeri atau kram abdomen
d.      bising usus meningkat

kemungkinan penyebab:
a.       malabsorpsi atau inflamsi, proses infeksi
b.      peningkatan peristaltik karean peningkatan metabolism
c.       efek tindakan pembedahan usus
d.      efek penggunaan obat seperti antasida,antibiotik, dll
e.       stres psikologis

c.        inkontinensia usus
merupakan keadaan individu yang mengalami perubahan kebiasaan dari proses defekasi normal, hingga mengalami proses pengeluaran feses tak di sadari.
Tanda klinis:
a.       pengeluaran feses yang tidak di kehendaki
kemungkinan penyebab:
a.       gangguan sphincter rektal akibat cedera anus, pembedahan dll
b.      distensi rektum berlebih
c.       kurangnya kontrol sphincter akibat cedera medula spinalis, CVA dll
d.      kerusakan kognitif

d.       kembung
merupakan keadaan penuh udara dalam perut karena pengumpulan gas secara berlebihan dalam lambung atau usus.
e.        Hemorroid
Merupakan keadaan terjadinya pelebaran vena di daerah anus sebagai akibat peningkatan tekanan di daerah anus yang dapat di sebabklan karena konstipasi, peregangan saat defekasi dll.

f.         fecal impaction
merupakan massa feses keras dilipatan rektum yang di akibatkan oleh retensi dan akumulasi materi feses yang berkepanjangan. Penyebab nya yaitu asupan kurang, aktivitas kurang, diet rendah serat, dan kelemah tonus otot.

7.      PROSES KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI
A.    Eliminasi urine (dengan melakukan katerasisasi)
katerasisasi merupakan tindakan memasukan kateter kedalam kandung kemih uretra untuk membantu memenihi kebutuhan eliminasi.
Alat dan Bahan :
1.      Sarung tangan steril
2.      Kateter steril
3.      Duk steril
4.      Minyak pelumas/jeli
5.      Spuit yang berisi cairan atau udara
6.      Perlak
7.      Bengkok
8.      Urine bag
9.      Sketsel

Prosedur kerja:
1.      Cuci tangan                                                    
2.      Menberi tahu tujuan dan tindakan yang akan dilakukan pada pasien                       
3.      Atur ruangan                                                                                      
4.      Atur posisi pasien (dorsal recumbent)                                                            
5.      Pasang perlak                                                                         
6.      Gunakan sarung tangan yang steril                                                    
7.      Pasang duk steril                                                                                            
8.  Buka labia mayora dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri bersihkan bagian dalam                                  
9.   Kateter di beri minyak pelumas atau jeli pada ujungnya lalu usapkan atau masukan kateter pelan-pelan sambil anjurkan pasien untuk tarik nafas
10.  Setelah selesai, isi balon dengan cairan akuades dengan menggunakan spuit bila di pasang permanen                                                                                               
11.  Sambung kateter dengan  urineal bag dan fikasi ke arah samping    
12.  Merapikan alat                                                                                               
13.  Cuci tangan,catat procedure dan respon pasien  
                         
B.     Eliminasi alvi (memberikan huknah rendah)
Huknah merupakan tindakan keperawatan dengan cara memasukan cairan hangat ke dalam kolon desendeen dengan menggunakan kanula rekti melalui anus, yang bertujuan untuk mengkosongkan usus pada proses prabedah agar dapat mencegah terjadinya obstruksi makanan sebagai dampak dari pas operasi dan merangsang buang air besar bagi pasien mengalami kesulitan dalam buang air besar.
Alat dan bahan :
1.      Pengalas
2.      Irogator lengkap dengan kanula rectal dan klem
3.      Cairan hangat (700 ml dengan suhu 40,5°-43°C)
4.      Bengkok
5.      Jail
6.      Pispot
7.      Sampiran
8.      Sarung tangan
9.      Tisu

Prosedur kerja:
1.      Cuci tangan                                                                                         
2.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan                                                                      
3.    Atur ruangan,letakan sampiran apabila di bangsal umum atau tutup pintu apabial di ruang sendiri                                                                                        
4.      Atur posisi pasien dengan posisi sim miring terkiri                             
5.      Pasang pengalas di bawah glutea                                                       
6.     Irigator di isi cairan hangat sesuai dengan suhu ceacius dan hubungkan kanula rekti kemudian cek kanula air kebengkok dan berikan jeli pada ujung kanula
7.     Gunakan sarung tangan dan masukkan kanula kira-kira 15cm kedalam rektun ke arah kolom desendeen sambil pasien di minta untuk bernafas panjang dan memegang irigator 50 cm dari tempat tidur.buka klemnya dan air di alirkan sampai pasien menunjukan keinginan untuk buang air besar                        
8.      Anjurkan pasien untuk menahan sebentar bila mau buang air besar dan pasang pispot atau anjurkan ia ke toilet.jika pasien tidak mampu mobilisasi jalan bersihkan daerah sekitar rektum sehingga bersih                                      
9.      Cuci tangan
10.  Catat jumplah feses yang keluar warna,konsistensi,dan respon pasien.